Sahabat pincuran bonjo, kita lanjutkan tentang Proses Akuntansi Koperasi (Bagian 1)

Selanjutnya dapat dilihat contoh KK  dengan transaksi : dibayar honor karyawan Rp. 600.000,- dan tunjangan transportasi Rp. 100.000

3. FAKTUR PENJUALAN (FJ) (4 lembar)

Seperti halnya KM/KK, maka FJ juga terdiri dari dua bagian (rincian transaksi dan analisa) yang tekhnis pengerjaannya berpedoman kepada sistim transaksi yakni Tunai dan Kredit

Baca Juga :

Untuk Transaksi Tunai FJ bagian pertama (rincian transaksi) dikerjakan oleh petugas toko dan bila unit toko sudah terpisah dari induk maka transaksi tunai  harus dilampiri dengan pengerjaan bukti KM yg pengerjaannya sesuai dengan prosedur pengerjaan KM, dan dari KM dipindahkan ke Buku Kas Kasir, sedangkan salah satu tindasan FJ diberikan ke juru buku dan dianalisa dan kemudian dicatatkan ke Buku Kas Kasir. Dan apabila sistim pembukuan kas masih sentralisasi, maka yang membuat KM dan KK tersebut lansung kasir dengan data yang berasal dari tidasan FJ yang diterimanya dari Kasir.

4. FAKTUR PEMBELIAN (FB)

Terdiri dari dua bagian (rincian transaksi dan analisa) yang tekhnis pengerjaannya berpedoman kepada sistim transaksi yakni Tunai dan Kredit

  • Untuk Transaksi Tunai FB bagian pertama (rincian transaksi) dikerjakan oleh petugas toko dan kemudian harus dilampirkan dengan pengerjaan bukti KK yg pengerjaannya sesuai dengan prosedur pengerjaan KM.
  • (FB/KK diberikan ke juru buku dan dianalisa sedangkan FB tidak)   – Untuk Transaksi Kredit : bhg rincian transaksi dibuat sesuai transaksi oleh Petugas Toko, sementara bhg analisa dibuat oleh juru buku dan kemudian dicatatkan ke Buku Harian Memorial

5. BUKTI UMUM

Adalah merupakan bukti intern yang berfungsi untuk mencatatkan seluruh transaksi yang mana transaksi tersebut tidak dapat dicatatkan pada empat bukti intern sebelumnya( KM, KK, FJ dan FB). Misalnya transaksi  pembagian SHU, Pencatatan Biaya Penyusutan

Bukti Umum juga terdiri dari dua bagian yang setiap pencatatan transaksinya harus dianalisa. Dan dari analisa dipindahkan ke buku Harian Memorial

BUKU  KAS KASIR

Buku kas kasir merupakan suatu keharusan yang bersifat mutlak bagi suatu usaha. Buku ini tempat mencatatkan transaksi yang bersifat tunai sehingga setiap saat terlihat saldo kas secara administrasi. Untuk mengadakan pengujian terhadap kebenaran saldo kas antara phisik dengan administrasi maka diperlukan pengujian setiap hari saat penutupan kas. Bentuk Buku Kas Kasir adalah sbb:

BUKU HARIAN

Buku Harian ada 2 macam yakni :

1.Buku Harian Kas, digunakan untuk mencatatkan seluruh hasil analisanya dari KM (Kas Masuk)/KK (Kas Keluar) yakni perkiraan yang merupakan lawan dari kas.

  Contoh kasus : Penjualan Tunai Rp. 3.500.000,- maka analisanya adalah :

  NP  DEBET  KREDIT

  1000  3.500.000  0

  4080  0  3.500.000

  Nomor Perkiraan 4080 adalah merupakan NP lawan dari Kas. Maka pencatatannya adalah sebagai berikut :

BUKU HARIAN KAS

NPPERKIRAANDEBETKREDIT
4080 PENJUALAN 3.500.000 0

2. Buku Harian Memorial, Buku Harian Memorial, digunakan untuk mencatatkan seluruh hasil analisanya dari FJ/FB (transaksi Kredit)  

Contoh kasus : Penjualan Kredit Rp. 3.500.000,- maka analisanya adalah :

  NP  DEBET  KREDIT

  1021 3.500.000  0

  4080  0  3.500.000

Nomor Perkiraan 4080 adalah merupakan NP lawan dari Kas. Maka pencatatannya adalah sebagai berikut

BUKU HARIAN MEMORIAL

NPPERKIRAANDEBETKREDIT
1021 PIUTANG 3.500.000 0
4080 PENJUALAN 0 3.500.000

BUKU REKAPITULASI HARIAN

Buku Rekapitulasi Harian dikerjakan oleh Juru Buku setiap akhir bulan yang berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi yang ada pada buku harian (kas/Memorial) dimana dalam proses pencatatannya setiap perkiraan yang jenis digabung/disatukan. Buku Rekapitulasi Harian dibedakan atas

  1. Buku Rekapitulasi Harian Kas yg berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi yang berasal dari Buku Harian Kas (setelah transaksi yg sama digabung), dimana sistim pencatatannya memakai ayat silang dalam arti perkiraan belahan debet Harian kas dicatatkan dibelahan kredit pada rekapitulasi, dan begitu juga sebaliknya, namun sistim ini tidak berlaku pada saat pencatatan jumlah kas itu sendiri.
  2. Buku Rekapitulasi Harian Memorial yg berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi yang berasal dari Buku Harian Memorial (setelah transaksi yg sama digabung), dimana sistim pencatatannya tidak memakai ayat silang dalam arti perkiraan belahan debet pada Harian Memorial dicatatkan dibelahan debet pada rekapitulasi, dan begitu juga sebaliknya.    Seluruh transaksi yang telah dipindahkan ke buku rekapitulasi harian kas dipindah ke Buku Besar

BUKU BESAR

Adalah buku yang terdiri dari bermacam perkiraan/rekening dan merupakan sumber data untuk menyusun Laporan Keuangan (Neraca Dan Rugi Laba). Seluruh data yang ada pada rekapitulasi harian dipostingkan ke Buku Besar setiap akhir bulan. Dan kalau kondisi ini dapat dilaksanakan secara konsisten, maka seyogianya Koperasi dapat menyampaikan laporan keuangannya setiap bulan.

Ketika Anggota melakukan transaksi dengan Koperasi misalnya anggota tersebut bernama A, ingin melakukan transaksi :Simpanan Wajib Rp. 50.000,-Angsuran Pinjaman Rp. 150.000,-Jasa Pinjaman Rp.25.000,-Mengambil Simpanan Sukarela Rp. 500.000,-

Dari transaksi diatas apabila dilaksanakan sesuai dengan perlakuan akuntansi maka akan terjadi aksi sebagai berikut :

  1. Kasir akan mencatatkan transaksi tersebut mulai dengan membuat nomor dan nama anggota, alamat anggota kemudian mencatatkan kode perkiraan, nomor perkiraan nilai transaksi per perkiraan baik untuk transaksi uang masuk maupun uang keluar.
  2. Kemudian setelah kedua bukti transaksi dibuat dan ditanda tangani serta aksi tunai telah dilakukan, maka salah satu tindasan bukti akan diserahkan ke A setelah itu Kasir akan mencatatkan secara rinci berdasarkan bukti tersebut ke Buku Kas Kasir
  3. Dengan selesainya kasir mencatatkan transaksi, apakah ketika Pengurus meminta Laporan Keuangan (khusus neraca) sudah bisa ditampilkan?
  4. Jawabannya tentu tidak, karena masih ada proses akuntansi yang harus dilakukan dimana salah satu tindasan dari bukti KM dan KK akan diberikan Kasir kepada Juru Buku/Bag.Pembukuan untuk dianalisa kemudian dicatatkan ke Buku Harian Kas, Rekap Harian Kas, Buku Besar dan baru saldo buku Besar dipindahkan ke Neraca Saldo. Dan dengan itu baru Neraca yang diminta pengurus tadi dapat ditampilkan
  5. Apakah kita pernah membayangkan kalau A tadi melakukan transaksi dengan Bank?
  6. Maka 4 transaksi yang dilakukan A harus dimulai dengan A mencatatkan ke 4 buah slip ( 3 slip penyetoran dan 1 slip penarikan)?
  7. Lalu menyerahkannya ke Kasir/Teller dan setelah dimasukkan ke aplikasi computer maka baru A dapat dinyatakan selesai bertransaksi. Namun  apakah dimungkin kalau saat bersamaan Bank akan mampu menampilkan Neraca Keuangannya? Dengan catatan transaksi A sudah terakumulasi dalam Neraca Keuangan?

Demikian semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai Chat
💬 Need help?
WA Pincuranbonjo
Hallo Sobat, apa yg bisa kami bantu?